CIVIL ENGINEERING
BINJOL LOVERS :) 2015
Kamis, 31 Mei 2018
PENJAMIN KUALITAS
PENJAMINAN KUALITAS Quality Assurance (QA)
PENJAMINAN KUALITAS (Quality Assurance)
Pengertian Quality Assurance (QA)
Pengertian Quality
Assurance (QA) apabila diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia artinya
adalah Penjaminan Kualitas. Istilah “Assurance” atau jaminan menyatakan suatu
kepastian ataupun kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Tujuan dari Quality
Assurance (QA) adalah menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan
proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang
telah ditentukan.
Quality Assurance atau
disingkat dengan QA merupakan proses yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan
terhadap perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan kualitas pada awal
proyek dimulai untuk memahami persyaratan dan standar kualitas yang diharapkan.
Setelah semua
persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut di-identifikasikan,
maka diperlukan pengembangan perencanaan untuk memenuhi persyaratan dan standar
kualitas yang diinginkan tersebut.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengertian Quality Assurance (QA) adalah mencakup monitoring,
uji-tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu
produk.
Guna memastikan semua
standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau layanan yang
disediakan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan kualitas sesuai standar
yang diberikan oleh perusahaan.
Teknik dan Alat Quality Assurance
Untuk menjamin kualitas
suatu produk dalam quality assurance yaitu Quality Audit, Process Analysis,
Quality Management and Control Tools.
Quality Audit
Pada Quality Audit,
suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal (bukan dari internal
perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan
oleh perusahaan.
Jika ditemukan perbedaan
antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau proses
maka perusahaan yang bersangkutan (perusahaan yang diaudit) diminta untuk
melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action).
Pihak ketiga dari
eksternal tersebut juga akan memberikan saran-saran untuk perbaikan pada
proses-prosesnya. Quality Audit ini memastikan proses dan prosedur yang telah
disetujui dan yang telah ditentukan tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan
diikuti oleh pihak yang bersangkutan.
Process Analysis
Process Analysis adalah
kegiatan menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan (potensi)
terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah
kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya.
Quality Management dan Control Tools
Quality Management dan
Control Tools mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan
permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan
yang harus diselesaikan. Contoh alat-alat Quality Management and Control Tools
ini diantaranya seperti Diagram Pohon, Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan
lain-lainnya.
Manfaat Quality Assurance (QA)
Diantaranya manfaat dari
Quality Assurance adalah :
- Memberikan kepuasan kepada pelanggan.
- Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan kualitas yang tinggi.
- Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
- Menghindari pemborosan (waste).
- Mengurangi pekerjaan ulang yang merugikan perusahaan dalam segi finansial maupun waktu.
- Meningkatkan efisiensi operasional.
- Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Tugas Pokok & Tanggung Jawab Terperinci Quality Assurance (QA)
Berikut kami akan
memberikan tugas dan tanggung jawab dari Quality Assurance :
- Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen
- Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas dan industri yang ditetapkan perusahaan
- Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas
- Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya
- Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem mutu
- Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko
- Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan pencegahan
- Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas
- Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat
- Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk memenuhi standar kualitas
- Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh penyedia eksternal
- Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik
- Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan produk untuk memastikan kualitas produk jadi.
- Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian
- Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas
- Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data berkualitas
- Perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu produk atau jasa
Persyaratan Pendidikan & Pengalaman Quality Assurance (QA)
Persyaratan Pendidikan
serta Pengalaman yang harus dimiliki oleh seorang Quality Assurance (QA)
diantaranya.
- Akan lebih baik jika memiliki sertifikasi Kualitas Auditor, Quality Engineer, Peningkatan Kualitas Asosiasi, Six Sigma
- Berpengalaman dalam pemeriksaan mutu, audit dan pengalaman pengujian
- Berpengalaman dengan pelaksanaan program tindakan korektif
- Berpengalaman khusus dalam produk industri
- Gelar sarjana, Diploma yang sesuai dengan bidang tugas
- Memiliki keterampilan & pengetahuan tentang alat, konsep dan metodologi QA
- Memiliki keterampilan komputer yang baik termasuk Microsoft Office dan database
- Memiliki pengetahuan tentang persyaratan peraturan yang relevan
Keahlian Quality Assurance (QA)
Berikut adalah beberapa
keahlian yang harus dimiliki seorang Qualitu Assurance (QA) :
- Detail
- Mampu bekerja sama
- Mampu dalam pengumpulan data
- Manajemen dan analisis
- Menganalisis masalah dan pemecahan masalah perencanaan dan pengorganisasian keputusan Pengambilan keputusan
- Orientasi layanan pelanggan
- Pandai untuk komunikasi secara lisan dan tertulis
- Teliti
PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU (Quality Control)
PENGENDALIAN MUTU (Quality Control)
Dalam
pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, ditemui banyak kegagalan
konstruksi dengan salah satu penyebabnya akibat pelaksanaan konstruksi yang
tidak sesuai dengan mutu standar atau rujukan yang ada. Dalam hal ini peran
quality control dalam pekerjaaan konstruksi memegang peranan penting, karena
dapat menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Pada postingan ini
saya akan memaparkan materi salah satu profesi dalam bidang konstruksi dari
mulai latar belakang kenapa adanya quality control, seperti yang dijelaskan
pada pembuka tadi, dan di bawah ini mengenai uraian sudut pandang definisi
serta tanggung jawabnya.
Definisi
Quality Control
Pengendalian mutu (Quality Control),
atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah
menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat
dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam ruang lingkup proyek konstruksi
Quality Control atau disingkat QC merupakan penanggung jawab dalam
pengendalian mutu pelaksanaan proyek.
Terdapat
tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1) Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen
pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik,
kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2) Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan kualifikasi.
3) Elemen lunak, seperti
kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat
tim, dan hubungan yang berkualitas.
Baca: Quantity Surveyor
Profesi
quality control membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang baik tentang
pengendalian mutu oleh karena itu quality control dituntut mampu melaksanakan
kegiatan dengan mengacu pada pedoman yang berlaku sesuai dengan RSNI dan
seorang quality control bisa melaksanakan spesifikasi teknik yang digunakan dan
metode praktis dalam rencana mutu dimulai dari kegiatan pemeriksaaan,
pengetesan, pengujian bahan/ material dan hasil pekerjaan sehingga sesuai
dengan spesifikasi teknis, selain itu quality contol juga harus bisa membuat
laporan pemeriksaan kepada quality assurance. Untuk lebih jelas dibawah ini
merupakan uraian tugas dan tanggung jawab utama seorang quality control:
Tabel
tugas dan tanggung jawab Quality Control
1
|
Mengontrol
Pelaksanaan Operasional Quality Control
|
Mengontrol tindak lanjut hasil uji
/ tes terkait dengan Quality Control
Memeriksa kelayakan peralatan
pengendalian mutu yang digunakan.
Mengontrol pelaksanaan dan hasil
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan standart kualitas yang telah
ditentukan.
Mencegah terjadinya penyimpangan
mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Mengontrol akurasi dan validasi
dokumen hasil pekerjaan.
Memeriksa dan menjaga kualitas
pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang
berlaku.
Memeriksa hasil pengujian terhadap
hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium.
Mengontrol kualitas material dan
ketersediaan peralatan kerja.
|
|
2
|
Mengatur
Kegiatan Operasional Quality Control
|
Melakukan koordinasi dengan
Project Manager, terkait dengan kualitas hasil pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan Site
Manager, terkait dengan persiapan lahankerja dan hasil pekerjaan.
Melakukan koordinasi
denganSupervisor, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan owner
/ konsultan, terkait dengan chek list.
Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer, terkait dengan
metode kerja dan spesifikasi teknis.
Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan
K3.
|
|
3
|
Melaksanakan
Kegiatan Operasional Quality Control
|
Melaksanakan pengujian mutu
terhadap bahan atau material yang digunakan.
Mendukung kegiatan audit dibidang
QC.
Memastikan bahwa aset yang ada di
bagian Quality Control terpelihara dengan baik.
Memeriksa kualitas setiap item
pekerjaan di lapangan.
Melaksanakan pengujian terhadap
hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium
Melakukan verifikasi pemeriksaan
hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan apakah sudah sesuai spek.
Membuat teguran baik lisan maupun
tulisan jika terjadi penyimpangan dalam pekerjaan proyek
Melakukan pengecekan terhadap
kualitas material yang datang dan melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi
teknik yang ditetapkan dalam RMP (Rencana Mutu Proyek) bila diperlukan.
Melakukan analisa terhadap hasil
pengujian laboratorium.
Melakukan analisa terhadap laporan
kalibrasi peralatan pengujian (kecuali alat-alat survey).
Membuat laporan ketidaksesuaian
khususnya untuk material dan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknik yang berlaku, menganalisa, mengajukan proposal perbaikan,
tindakan koreksi dan pencegahan agar tidak terulang lagi kepada Project
Manager.
Melakukan monitoring hasil
pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen sistem kualitas atau format dari
pemberi tugas.
Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
Membuat laporan pengecoran.
Melakukan verifikasi hasil
perbaikan.
Membuat, merekap, menyimpan dan
mendistribusikan dokumen hasil pekerjaan (hasil check-list) kepada bagian
terkait.
Mengerjakan tugas-tugas lainnya
yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan
langsung / lebih tinggi.
Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapian area
kerja.
|
|
4
|
Membuat
Perencanaan Kegiatan Operasional Quality Control
|
Menyiapakaan dan memberikan data
pemeriksaan mutu yang dibutuhkan oleh quality assurance.
Menyusun rencana inspeksi dan tes
untuk material datang serta rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan di
lapangan.
Mempelajari dan memahami
spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek konstruksi tersebut.
Mempelajari perencanaan mutu yang
dipakai pada pekerjaan
Menyiapkan bahan laporan yang
terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu dari pekerjaan.
Mempelajari metode kerja yang
digunakan agar sesuai spesifikasi teknis yang dipakai
|
Keahlian
Yang Dibutuhkan Quality Control
Pada bagian ini dipaparkan hal-hal
yang harus dilakukan oleh quality control dan quality assurance dalam lingkup
pekerjaan kontruski dari susut pandang keahlian yang dibutuhkan oleh profesi
quality control. Quality Control keahliannya harus didasarkan pada inspeksi
visual dari suatu kualitas produk. Dia harus memiliki pendekatan profesional
mengenai metode jaminan kualitas dan mampu menggunakan alat-alat canggih untuk
tujuan ini. QC juga harus memiliki keterampilan dokumentasi profesional untuk
proses jaminan kualitas. Kualitas yang diinginkan dalam setiap produk saat ini.
Oleh karena itu, QC dibutuhkan dalam setiap bidang seperti konstruksi.
Jika tabel diatas merupakan tanggung
jawab dan wewenang quality control yang bersifat teknis, maka dibawah ini
merupakan kegiatan dan hal-hal yang hubunganya antara quality control dan
pemberi tugas.
Kegiatan Quality
Control dan Quality Assurance dalam Rencana pengawasan kualitas dan
kepastian kualitas.
1) Pengecekan Dan Pelaporan
Penyedia jasa konstruksi kontraktor
harus memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas yang telah disetujui telah
diikuti dan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi pengawasan kualitas harus dilaporkan
secara berkala kepada wakil pemberi kerja.
2) Perubahan Rencana Pada Pengawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) harus memberi tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis
segala usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas. Perubahan yang dibuat
pada rencana pengawasan kualitas tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan
tertulis dari wakil pemberi kerja.
3) Rencana Penggawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi kontraktor
harus mendapatkan persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai quality control
dan quality assurance untuk seluruh pekerjaan yang menjelaskan seluruh
prosedur, instruksi, rekaman-rekaman, dan personil yang digunakan untuk
memastikan dan mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana Quality Control atau Quality
Assurance harus diajukan penyedia jasa konstruksi (kontraktor) kepada wakil
pemberi kerja sebelum rapat mulainya proyek. Penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) harus menyajikan kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan
kualitas yang akan dilaksanakannya. Rencana Quality Control atau Quality
Assurance tersebut harus disetujui oleh wakil pemberi kerja agar sesuai dengan
yang diharapkan.
4) Penunjukan Quality Control Atau Quality
Assurance
Penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) harus menunjuk seorang Quality Control atau Quality Assurance
manajer sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Quality Control atau Quality
Assurance manajer akan bertaggung jawab terhadap pelaksanaan dan
keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang yang ditunjuk oleh penyedia
jasa konstruksi (kontraktor) sebagai Quality Control atau Quality Assurance
manajer harus disetujui oleh wakil pemberi kerja. Quality Control atau Quality
Assurance manajer akan melaporkan pekerjaannya langsung kepada Manajer proyek
dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Kualifikasi
Quality Control
Kualifikasi penting yang dibutuhkan
untuk menjadi QC adalah ijazah sekolah tinggi atau Diploma ataupun Sarjana
bidang yang sesuai dengan pekerjaan di atas. Dia harus memiliki keterampilan
komunikasi yang baik lisan dan tertulis. Dia harus baik dalam perhitungan
aritmatika dan memiliki bakat mekanik bila diperlukan. Pengalaman lebih dari 2
tahun biasanya diperlukan untuk menjadi QC di lapangan diperlukan. Kemampuan
untuk menggunakan komputer dan utilitas juga wajib dimiliki Qc. Dengan
sertifikasi dan program pelatihan yang ditawarkan oleh organisasi internasional
untuk Kualitas dapat membantu untuk memperoleh pekerjaan sebagai QC lebih
nyaman. Hal ini juga dianjurkan untuk memiliki pengetahuan kerja departemen
lain dari perusahaan dan aturan dan peraturan yang dapat membantu untuk
mempertahankan standar kualitas dengan cara yang lebih efektif.
Demikian materi yang saya paparkan
semoga bisa membantu saudara baik yang sedang menempuh pendidikan atau baru
memasuki dunia kerja. Sekian dan terimaksih.
RENCANA KERJA DAN SYARAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT
RENCANA KERJA DAN SYARATBAB I. SYARAT‑SYARAT UMUM Lanjut membaca...
- PASAL 1 Nama Pekerjaan
- PASAL 2 Deskripsi
- PASAL 3 PersyaratanPenyedia Barang/jasa
- PASAL 4 Jadwal Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/jasa
- PASAL 5 Pengambilan Dokumen
- PASAL 6 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
- PASAL 7 Metoda Pemilihan Penyedia Barang/jasa Pemborongan
- PASAL 8 Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
- PASAL 9 Evaluasi Penawaran
- PASAL 10 Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
- PASAL 11 Surat Penawaran
- PASAL 12 Jaminan Penawaran
- PASAL 13 Surat Penawaran Tidak Syah/ditolak/gugur
- PASAL 14 Penetapan Pemenang Lelang
- PASAL 15 Pelelangan Gagal/Ulang
- PASAL 16 Biaya Pekerjaan
- PASAL 17 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
- PASAL 18 Jaminan Pelaksanaan
- PASAL 19 Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
BAB II. SYARAT‑SYARAT ADMINISTRASI Lanjut membaca...
- PASAL 1 Bahan dan Alat
- PASAL 2 Tenaga Kerja dan Upah
- PASAL 3 Pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa
- PASAL 4 Kenaikan Harga
- PASAL 5 Pekerjaan Tambah Kurang
- PASAL 6 Keamanan Tempat Kerja dan Keselamatan Tenaga Kerja
- PASAL 7 Laporan
- PASAL 8 Denda dan Ganti Rugi
- PASAL 9 Resiko
- PASAL 10 Penyelesaian Perselisihan
BAB III. PEKERJAAN SIPIL Lanjut membaca...
- PASAL 1 Pelaksanaan Kerja
- PASAL 2 Pekerjaan Persiapan
- PASAL 3 Pekerjaan Acuan/Bekisting
- PASAL 4 Pekerjaan Tanah/Pasir
- PASAL 5 Pekerjaan Beton Bertulang
BAB IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR Lanjut membaca...
- PASAL 1 Pekerjaan Pasangan
- PASAL 2 Pekerjaan Plesteran
- PASAL 3 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium
- PASAL 4 Pekerjaan Plafond Gypsum
- PASAL 5 Pekerjaan Keramik Lantai
- PASAL 6 Pekerjaan Keramik Dinding
- PASAL 7 Pekerjaan Perlengkapan Sanitasi
- PASAL 8 Pekerjaan Logam Arsitektur
- PASAL 9 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
- PASAL 10 Pekerjaan Pengecatan
- PASAL 11 Pekerjaan Penutup Atap Genteng
- PASAL 12 Pekerjaan Waterproofing
- PASAL 13 Pekerjaan Partisi
BAB V. PEKERJAAN MEKANIKAL Lanjut membaca...
- PASAL 1 Pelaksanaan Kerja
- PASAL 2 Ketentuan Umum
- PASAL 3 Instalasi Plumbing
- PASAL 4 Instalasi Pemadam Kebakaran
BAB VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL Lanjut membaca...
- PASAL 1 Lingkup Pekerjaan
- PASAL 2 Peraturan dan Standar
- PASAL 3 Dokumen dan Informasi
- PASAL 4 Bahan Peralatan dan Tenaga Pelaksana
- PASAL 5 Spesifikasi Umum dan Pekerjaan Listrik
- PASAL 6 Panel Tegangan Rendah
- PASAL 7 Instalasi Tegangan Rendah
- PASAL 8 Sistim Pentanahan
BAB VII. LAIN LAIN Lanjut membaca...
- PASAL 1 Gambar‑gambar
- PASAL 2 Daftar Bahan dan Contoh
- PASAL 3 Masa Pelaksanaan, Masa. Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
- PASAL 4 Penutup
LAMPIRAN ‑ LAMPIRAN Lanjut membaca...
KOMPOSISI CAMPURAN BETON
KOMPOSISI CAMPURAN BETON
Dasar-Dasar Beton Komposisi dan Pencampuran Beton
Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa
sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang
serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan
baku beton mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya. Pembagian
ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga
sebenarnya bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil,
misalnya rumah tinggal.
SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan muncul di permukaan setelah dipadatkan.
PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan
mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site) ada juga yang
sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix,
takarannya sudah diukur di batch plant,
kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton
tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum. Kan
aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum.
Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau
kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap.
Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke
dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah
sedotan, drum truk itu bisa kita beri label “Jus Beton Segar”..
Sementara beton yang dicampur dilapangan
biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN (mirip-mirip
nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan, agregat terlebih
dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir
semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang
diinginkan.
Ada kata pepatah: Jangan menggunakan sekop untuk menakar adukan beton untuk molen!
(Padahal ini yang sering dilakukan)
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. (hmm..)
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. (hmm..)
Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk,
moleh diputar sehingga semua bahan tercampur. Katanya sih, kalau sudah tidak
ada pasir yang terlihat secara kasat mata, berarti adukannya itu sudah merata.
Saat itulah dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit.
Molen punya kapasitas (volume). Mencampur
terlalu penuh juga tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan
waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika
sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau
dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja
lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang
semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay
ketika molen bekerja.
Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton
boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar
dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu
lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat
seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk menampung
air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa
dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan, langsung saja tuang air ke
wadah tersebut.
Sebagai penutup, kami akan berikan tabel
komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan
untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton
|
Semen (kg)
|
Pasir (kg)
|
Kerikil (kg)
|
Air (liter)
|
w/c ratio
|
7.4 MPa (K 100)
|
247
|
869
|
999
|
215
|
0.87
|
9.8 MPa (K 125)
|
276
|
828
|
1012
|
215
|
0.78
|
12.2 MPa (K 150)
|
299
|
799
|
1017
|
215
|
0.72
|
14.5 MPa (K 175)
|
326
|
760
|
1029
|
215
|
0.66
|
16.9 MPa (K 200)
|
352
|
731
|
1031
|
215
|
0.61
|
19.3 MPa (K 225)
|
371
|
698
|
1047
|
215
|
0.58
|
21.7 MPa (K 250)
|
384
|
692
|
1039
|
215
|
0.56
|
24.0 MPa (K 275)
|
406
|
684
|
1026
|
215
|
0.53
|
26.4 MPa (K 300)
|
413
|
681
|
1021
|
215
|
0.52
|
28.8 MPa (K 325)
|
439
|
670
|
1006
|
215
|
0.49
|
31.2 MPa (K 350)
|
448
|
667
|
1000
|
215
|
0.48
|
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
PENJAMINAN KUALITAS Quality Assurance (QA) PENJAMINAN KUALITAS ( Quality Assurance ) Pengertian Quality Assurance (QA) Pengertia...
-
TIPE JEMBATAN DAN STRUKTURNYA Tipe Jembatan, Struktur Jembatan Dan Jembatan Komposit A. Tipe-Tipe Jembatan Berdasarkan fungsinya ...
-
Sejarah Perkembangan Jembatan Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi rintangan yang kedudukannya lebih rendah se...